Jumat, 26 September 2008

TAUHID

TAUHID


inna haadzihi ummatukum ummatan waahidatan wa-anaa rabbukum fau'buduuni

Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[*1] dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (21. AL ANBIYAA' ayat 92)

[*1]. Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari'at.


wa-inna haadzihi ummatukum ummatan waahidatan wa-anaa rabbukum faittaquuni

Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu[*2], dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (23. AL MU'MINUUN ayat 52)

[*2]. Lihat surat Al Anbiya ayat 92.diatas


yaa ayyuhaa alnnaasu udzkuruu ni'mata allaahi 'alaykum hal min khaaliqin ghayru allaahi yarzuqukum mina alssamaa-i waal-ardhi laa ilaaha illaa huwa fa-annaa tu/fakuuna

Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (35. FAATHIR (PENCIPTA) ayat 3)

waja'alahaa kalimatan baaqiyatan fii 'aqibihi la'allahum yarji'uuna

Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu[*3].43. AZ ZUKHRUF ayat 28)

[*3]. Maksudnya: Nabi Ibrahim a.s. menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan bagi keturunannya sehingga kalau terdapat di antara mereka yang mempersekutukan Tuhan agar mereka kembali kepada Tauhid itu.


walaa yamliku alladziina yad'uuna min duunihi alsysyafaa'ata illaa man syahida bialhaqqi wahum ya'lamuuna

Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)[*4]. (43. AZ ZUKHRUF ayat 86)

[*4]. Maksudnya Nabi Muhammad dan Nabi yang lain dapat memberi syafa'at sesudah di beri izin oleh Allah s.w.t.

Benar-benar merupakan wujud nyata dari transformasi kalimat tauhid “Laa ilaaha illa-llah”; tidak ada sesembahan kecuali Allah.
Yang mana secara teologis hal itu mengandung penegasan, bahwa di dunia ini tidak ada sesembahan yang benar, melainkan kemutlakkan sesembahan itu hanya Allah Jalla Jalaluh. Inilah yang kemudian oleh Alfaqir nyatakan sebagai sikap mental dan perilaku, “menomor satukan Allah”.

Maksudnya, Allah-lah yang nomor satu.
Sebagai rujukkan dalam kitab suci Al-Quran; 1:5

iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu

[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah[*5], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[*6].

[*5] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[*6] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

Melakukan perubahan perilaku (Behavior Transformation).
Pembelajaran sifat yang baik (a good character learning)




-------------------- o0o --------------------

Tidak ada komentar: