Jumat, 12 Desember 2008

"Bentuk Angin"


Dalam Bentuk Badai Tropis

Klasifikasi:


Siklon Tropis merupakan istilah yang bersifat umum, selanjutnya menurut tingkat kematangan formasi bentuk dan kekuatannya siklon tropis dapat diklasifikasikan atas:


1. Depresi Tropis (Tropical Depression)
Pada depresi tropis sudah terjadi sistem tekanan rendah yang menyebabkan lingkaran awan dan badai petir pada suatu daerah tertutup namun belum terlihat bentuk spiral dan mata. Kecepatan angin berkisar dari 17 hingga 33 knot. Pada depressi tropis tidak diberikan nama yang khas



2. Badai Tropis (Tropical Storm)
Pada badai tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya mata. Kecepatan angin maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34 s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph atau 62 s/d 117 km/jam). Untuk Badai Tropis diberikan nama-nama yang khas untuk membedakan antara setiap kejadian badai tropis.


(Sumber:e-Dukasi.net@)

"HATI NURANI"



Setiap manusia mempunyai HATI NURANI yang menuntut manusia

untuk berlaku berdasarkan prinsip-prinsip moral, seperti bertindak adil, benar, dan jujur.
Tuntutan tersebut bersifat mutlak atau tidak bisa ditawar-tawar, bukan berdasar pertimbangan untung atau rugi, bukan pula berdasarkan perasaan senang atau tidak senang, misalnya saja bila ada orang yang tidak melakukan tindakan moral (seperti mencuri, membunuh, menganiaya, berlaku tidak adil, dll), orang tersebut akan merasa malu, bersalah dll, bahkan seandainya tidak ada orang lain yang mengetahuinya.



Pertanyaannya, "Dari manakah tuntutan HATI NURANI yang bersifat mutlak tersebut?" Pastilah bukan sebuah realitas di luar diri manusia (misalnya alam, orang lain, atau masyarakat), karena tuntutan apapun yang berasal dari luar selalu masih dapat dipertanyakan oleh SUARA HATI, "Apakah tuntutan dari pihak luar tersebut sesuai atau tidak dengan tuntutan HATI NURANI?". Dapat ditambahkan bahwa tuntutan dari pihak luar hanya mengikat sejauh tidak bertentangan dengan HATI NURANI (seperti apa yang baik, adil, jujur, benar, dan sebagainya).



Tuntutan yang bersifat mutlak tersebut pasti juga bukan berasal dari diri sendiri sebab tidak mungkin manusia mewajibkan dirinya secara mutlak. Kalau ia dapat mewajibkan diri, maka ia juga dapat mencabut tuntutan tersebut. Dengan demikian tuntutan tersebut pasti lah berasal dari realitas yang transenden, mengatasi segala, personal, dan suci.



Personal: sebab yang bisa memanggil dan menuntut hanyalah realitas yang personal yang tahu dan memperhatikan. Terhadap binatang/benda, kita tidak bisa atau tidak perlu merasa malu. Realitas yang baik dan suci: sebab terhadap bajingan, kita tidak bisa merasa malu atau bahkan kita sering merasa tidak bersalah bila kita mencuranginya.



Disebut yang transenden: sebab kriteria tersebut (a. dan b.) tidak bisa ditemukan dalam dunia ciptaan yang selalu memiliki keterbatasan. Dan dalam tradisi teologi bahkan dalam tradisi filsafat "realitas yang transenden tersebut sering disebut dengan sebutan ALLAH.



Namun demikian suara hati jangan disamakan dengan suara Tuhan. Ia suara lubuk hati kita sendiri tapi yang berhadapan dengan Tuhan dan karenanya menilai tantangan-tantangan yang dihadapi dari sudut Tuhan. Dari pengalaman ini yang ilahi tidak menjadi objek pengetahuan kita dan karena itu implikasi suara hati uang menunjuk pada Tuhan dapat disangkal oleh orang yang nalar dan emosinya sudah tertutup. Kita tidak dapat melihat yang ilahi dalam hati tetapi menyadarinya yaitu keseriusan mutlak terhadap tantangan moral.



(sumber image:airynnz.blogspot.com)

Jumat, 07 November 2008

Sabar bukan berarti disuruh KALAH ataupun dilecehkan, dihina, diremehkan; tapi..........Kesabaran sasarannya untuk menuju MENANG !!!!!!!!!!

SABAR ITUH INDAHPenulis : Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Sabar bukan berarti menyerah tanpa usaha. Tetapi, sabar bukan pula perjuangan tanpa hasil. Sabar adalah taman kesejukan di antara Ikhtiar maksimal dan tawakal total. Sabar adalah perwujudan keyakinan kuat akan janji Allah. Dengan sabar, hati begitu percaya, bahwa Allah akan segera menyambut niat dan keinginan tulus seorang hamba. Apa jadinya jika hati dipenuhi oleh sergapan ambisi dan pemaksaan kehendak? Tenaga habis, dan niat suci pun hangus oleh obsesi dan prasangka buruk kepada Allah. Tiada kondisi yang paling indah, kecuali menyelipkan sabar; baik di kala senang maupun susah, kaya maupun miskin, senggang maupun sempit. Sebagaimana janji Allah, bahwa hanya hamba-Nya yang istiqamah dan mantaplah yang mampu bersabar, dalam mengarungi kehidupan.

SABAR ADALAH KEMENANGAN

Diceritakan bahwa 'Umar bin al-Khaththab menulis surat kepada Abu Musa al-'Asy'ary, "Segala kebaikan terletak di dalam keridlaan. Maka jika engaku mampu, jadilah orang yang ridla; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar."

innii jazaytuhumu alyawma bimaa shabaruu annahum humu alfaa-izuuna

[23:111] Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang1027."
ulaa-ika yujzawna alghurfata bimaa shabaruu wayulaqqawna fiihaa tahiyyatan wasalaamaan

[25:75] Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,
ulaa-ika yu/tawna ajrahum marratayni bimaa shabaruu wayadrauuna bialhasanati alssayyi-ata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna

[28:54] Mereka itu diberi pahala dua kali1129 disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.
wajazaahum bimaa shabaruu jannatan wahariiraan

[76:12] Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,
illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri

[103:3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Rabu, 08 Oktober 2008

Berwajah Ceria

"Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta"

Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kalian bila tidur, maka syetan membuat 3 ikatan di kepala kalian yang membuat tidur kalian nyenyak, kalau kalian bangun dan berdzikir kepada Allah maka lepaslah satu ikatan, kalau wudlu maka lepaslah ikatan kedua dan ketika sholat maka lepaslah ikatan ketiga, maka kalian akan bangun pagi dengan giat dan hati yang bersih, kalau tidak maka kalian akan bangun malas dengan hati yang keruh" (H. R. Muslim)

Pada saat detik2 terakhir kehidupannya, Rosulullah ditanya oleh para istri beliau, ''Siapa di antara kami yang pertama kali akan menemui Anda kelak?''. Dengan suara yang menggetarkan hati, Nabi menjawab, ''Tangan siapa di antara kalian yang paling panjang, itulah yang lebih dulu menemuiku.'' Mereka lalu mengulurkan tangan masing-masing dan membandingkannya satu sama lain. Dugaan mereka, tangan Saudah yang paling panjang. Dialah istri Nabi yang paling tinggi dan besar. Sekitar 10 tahun setelah Rasulullah wafat, ternyata Zainab yang lebih dulu menyusul beliau. Dialah istri Nabi yang perawakannya paling kecil dan dijuluki ''ibu kaum miskin'' yang pemurah hati

"Jika Allah menahan pemberian-Nya padamu, maka pahamilah bahwa itu adalah suatu (kemuliaan) untukmu selama kau pertahankan keislaman dan keimananmu, higga segenap apa yang dilakukan Allah kepada dirimu menjadi karunia pula kepadamu".(Ibnu Athaillah)

Selasa, 07 Oktober 2008

"Senyum Kematian"

Awas Adzab Kubur
Senyuman Menghadapi Kematian


kullu nafsin dzaa-iqatu almawti wa-innamaa tuwaffawna ujuurakum yawma alqiyaamati faman zuhziha 'ani alnnaari waudkhila aljannata faqad faaza wamaa alhayaatu alddunyaa illaa mataa'u alghuruuri

[3:185] Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

qul inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al'aalamiina

[6:162] Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa-anaa awwalu almuslimiina

[6:163] Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

wawashshaa bihaa ibraahiimu baniihi waya'quubu yaa baniyya inna allaaha isthafaa lakumu alddiina falaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuuna

[2:132] Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuuna

[3:102] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Jangan Takut Mati, Kita Pernah Mati, dan Mengalami Kematian Setiap Hari.


kayfa takfuruuna biallaahi wakuntum amwaatan fa-ahyaakum tsumma yumiitukum tsumma yuhyiikum tsumma ilayhi turja'uuna

[2:28] Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

allaahu yatawaffaa al-anfusa hiina mawtihaa waallatii lam tamut fii manaamihaa fayumsiku allatii qadaa 'alayhaa almawta wayursilu al-ukhraa ilaa ajalin musamman inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yatafakkaruuna

[39:42] Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan1314. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Tanda-Tanda Wafat Dalam Khusnul Khatimah (Kesudahan Yang Baik).

walaa tahsabanna alladziina qutiluu fii sabiili allaahi amwaatan bal ahyaaun 'inda rabbihim yurzaquuna

[3:169] Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup248 disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.


farihiina bimaa aataahumu allaahu min fadhlihi wayastabsyiruuna bialladziina lam yalhaquu bihim min khalfihim allaa khawfun 'alayhim walaa hum yahzanuuna

[3:170] Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka249, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


yastabsyiruuna bini'matin mina allaahi wafadhlin wa-anna allaaha laa yudhii'u ajra almu/miniina

[3:171] Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

Senyuman Kematian

nahnu awliyaaukum fii alhayaati alddunyaa wafii al-aakhirati walakum fiihaa maa tasytahii anfusukum walakum fiihaa maa tadda'uuna

[41:31] Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.

nuzulan min ghafuurin rahiimin

[41:32] Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Senin, 06 Oktober 2008

TIDUR YANG SEHAT








Oleh : Dr. Shah Nawaz Khan
The Review of Religions, April 1993

Semua mahluk hidup memerlukan istirahat setelah melakukan aktivitas / kegiatan, karena aktivitas tersebut menggunakan jaringan sel hidup sehingga akan timbul kerusakan pada jaringan tersebut, istirahat ini bertujuan untuk memperbaiki kerusakan yang dimaksud. Selama kita tidur, tubuh mengganti sel-sel yang rusak dengan yang baru dan limbah serta uap kotor yang terjadi pun dibuang. Tidur ini tidak hanya diperlukan oleh manusia dan hewan saja, tumbuh-tumbuhan pun memerlukannya. Sebagai contoh saja, pada siang hari tumbuhan bunga matahari daun-daun kelopak bunganya terbuka dan menutup kembali pada waktu senja menjelang malam hari.

Mengenai tidur ini, tidak ada aturan kaku dan ketat yang diberlakukan, karena istirahat tidur ini tergantung pada usia, jenis pekerjaan, temperamen setiap individu. Bayi dan anak-anak memerlukan tidur lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Pada orang orang yang sudah berumur mereka sebenarnya lebih memerlukan istirahat daripada tidur yang sebenarnya, selama berbaring mereka lebih banyak menggunakan waktu untuk mengubah-ubah posisi berbaringnya saja. Orang yang bekerja dengan menggunakan otak/pikirannya memerlukan lebih banyak tidur dibandingkan dengan orang yang bekerja dengan fisiknya. Orang-orang yang lemah dan sakit-sakitan memerlukan lebih banyak tidur daripada orang sehat. Sebagai suatu ukuran, orang dewasa yang sehat dan banyak bekerja dengan otak/pikiran seyogyanya tidur selama tujuh jam.

Malam hari adalah waktu terbaik untuk tidur. Hal ini bukanlah masalah kebiasaan saja bahwa orang-orang yang bekerja pada siang hari akan tidur pada malam hari, namun secara alamiah terlihat bahwa siang hari lebih cocok untuk bekerja dan waktu malam digunakan untuk beristirahat/tidur. Pelaksanaan diluar aturan alamiah ini akan menimbulkan suatu beban yang lebih besar dan menghasilkan kondisi yang tidak sehat. Sebagai buktinya adalah bahwa para penjaga malam, dan bintang-bintang sinema yang bekerja di malam hari sebagai konsekwensinya harus tidur di siang hari, hal demikian dapat membuat suatu pengaruh yang dapat mengganggu kesehatannya.

Tidur mempengaruhi metabolisme tubuh dan merangsang daya asimilasi, itulah sebabnya jika tidur berlama-lama malah tidak sehat, karena tubuh kita menyerap / mengasimilasi limbah dan uap-uap kotor lagi, sehingga jika kita tidur kelamaan maka akibatnya kita bukannya menjadi segar bersemangat tetapi malah loyo. Disarankan untuk menata selang-selang (periode) aktivitas dan istirahat menjadi lebih pendek. Contoh yang terbaik adalah apa yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW, beliau biasanya pergi tidur tidak terlalu malam kemudian bangun beberapa saat setelah lewat tengah malam untuk melakukan shalat Tahajjud, besoknya beberapa saat menjelang tengah hari beliau tidur sejenak. Ada juga orang-orang yang menyarankan agar pergi tidur larut malam kemudian bangun terlambat, hal seperti ini praktis tidak alamiah. Kita mengetahui bahwa hewan pun termasuk burung-burung bangun di awal waktu pagi, Seorang Muslim diperintahkan untuk bangun awal dan menjalankan shalat subuh dan praktek seperti ini adalah selaras dengan keadaan alami sehingga menyehatkan.

Tidur berbaring dengan posisi telentang adalah kurang sehat, karena menekan atau menyesakkan tulang punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan kita ingin ke toilet/WC, juga tidur tengkurap atau menelungkup tidak praktis untuk pernapasan. Banyaknya tidur pada sisi kiri badan (menghadap kekiri) bisa menggangu kesehatan kita, karena menghimpit jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan mengurangi pasokan darah ke otak, jika ini terjadi kita akan mengalami mimpi-mimpi sedih memilukan, mimpi buruk/seram (nightmares) bahkan berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme). Posisi tidur terbaik menurut sains adalah pada sisi kanan tubuh (menghadap kekanan). Fakta ini telah diuji melalui riset medis modern yang panjang untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam yang berkualitas wahyu, sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada para pengikut beliau untuk tidur berbaring pada sisi badan bagian kanan. Dalam posisi tidur diusahakan agar kepala menghadap ke Utara dan kaki mengarah ke Selatan, sehingga tubuh tidak menolak arus/medan magnet konstan mengaliri sekujur tubuh dari kutub magnetik Utara menuju ke Selatan dan 'terhubung' lancar ke sistem syaraf kita.

Perlu diketahui & diingat sehubungan dengan fenomena tidur ini, yaitu jika terdapat suatu keinginan, niat, ide didalam fikiran kita sebelum tidur maka hal-hal tersebut secara latent mengendap didalam alam bawah sadar kita sepanjang malam dan tanpa disadari akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita. Sebagai contoh, jika seorang anak kecil tertidur dalam keadaan menangis maka pada umumnya saat anak itu bangun dia akan menangis lagi. Selanjutnya, jika seorang bayi jatuh tertidur ketika sedang menyedot susu, ia juga akan membuat gerakan yang serupa ketika terbangun. Oleh sebab itu, kita dianjurkan agar mengarahkan perhatian kita sebelum tidur pada hal-hal yang berhubungan dengan moral dan spiritual..

Rasulullah Muhammad SAW menyuruh kaum Muslim untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat Al Quran, yaitu ayat Kursi dan tiga surah terakhir dari Al Quran sebelum tidur. Ayat-ayat tersebut tidak untuk dirapalkan seperti jampi-jampi atau mantera. Sebagaimana dapat diketahui, ayat-ayat tersebut banyak berbicara mengenai keagungan dan keindahan sifat-sifat Tuhan, dan hal ini akan memberikan kesan yang dalam serta kuat di alam fikiran kita. Merenungkan sifat-sifat keTuhanan tersebut akan membersihkan dan meninggikan ruhani serta mendapat perlindungan Allah SWT terhadap segala godaan setan dan hal-hal yang merugikan. Praktek seperti ini jika kita laksanakan dengan baik maka akan menjadi sumber yang besar bagi kekuatan moral.

Tidak dianjurkan langsung tidur setelah makan malam. Ada pepatah lama mengatakan : berjalanlah sejauh 1 mil setelah makan malam, raihlah kebaikan untuk selamanya. Islam juga menganjurkan kita agar secara khusus menjalankan shalat Isya berjamaah di masjid. Perintah ini baik bagi jiwa maupun raga.

Sulit tidur atau tidur dengan kualitas yang buruk sering juga menjadi penyebab dan pendamping penyakit syaraf atau penyakit jiwa. Oleh sebab itu penting sekali untuk mendapatkan istirahat yang baik di malam hari. Sulit tidur bisa diatasi dengan suatu niat untuk tidur. Terdapat beberapa faktor yang membantu kita tidur, antara lain yaitu kebersihan tempat tidur, mandi air hangat, minuman hangat dsb.

Dakwah atau pengajaran Islam memang berdasarkan prinsip-prinsip kesehatan dan bersifat alami. Adalah sangat menyenangkan untuk mempelajari doktrin-doktrin Islam dipandang dari ilmu pengetahuan modern.


PETUNJUK JALAN YANG LURUS

A. Petumjuk Jalan Yang Lurus


“Tunjukkanlah[3] kami ke jalan yang lurus”. (Al-Fatihah; 6)

[3] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, [17:9]

1. Jalan Allah SWT

Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus".[Ali ‘Imran/3:51]

Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya. [An Nisaa’/4:175]

Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun[4] melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya[5]. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus[6]." [Huud/11:56]

[4]. Yang dimaksud “binatang melata” disini ialah segenap mahluk Allah yang bernyawa.
[5].Maksudnya: menguasainya sepenuhnya
[6]. Maksudnya: Allah selalu berbuat adil.


2. Jalan Para Nabi

sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, [36:3-4]

3. Jalan Penghambaan

dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. [36:61]

4. Jalan Tawakal Kepada Allah SWT

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. [3:101]

5. Jalan Al-Quran

sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, [Al Waaqi’ah/56:77]

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. [Al Maa-Idah/5:16]


“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS Al-An’aam/6:155)

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya[7]. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. [Al An’Aam/6:39]

[7]. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

“Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.” (QS Al-Isra/17:9-10)

6. Jalan Fitrah (Tafsir Ash-Shafi; juz 1, halaman 86)
Al-Quran datang berbicara dengan fitrah manusia mengikuti logika berfikirnya.
Ia diturunkan oleh Allah yang menciptakan fitrah itu. Oleh karena Allah swt tahu segala sesuatu yang layak dan mendatangkan kebaikan kepada fitrah manusia.
Allah mengemukakan kepada fitrah manusia sesuatu hakikat yang memang telah tersimpan didalamnya sebelum dikemukakan oleh Al-quran kepadanya, yaitu bertauhid kepada Allah dengan mengakui keberadaan (wujud) Allah Yang Maha Penciptaserta kewajiban berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa dengan ibadah dan taubat bersama seluruh alam semesta bertahmid dan bertasbih. Allah swt menerangkan karakter fitrah manusia sebagai berikut:

Allah swt berfirman:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu[8]?"
Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).(Al-A’raaf/7:172-174).

[8]. Maksudnya: agar orang-orang musyrik itu jangan mengatakan bahwa bapak-bapak mereka dahulu telah mempersekutukan Tuhan, sedang mereka tidak tahu menahu bahwa mempersekutukan Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang tua mereka yang mempersekutukan Tuhan itu. Karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan orang-orang tua mereka itu.

Allah swt berfirman:

fa-aqim wajhaka lilddiini haniifan fithrata allaahi allatii fathara alnnaasa 'alayhaa laa tabdiila likhalqi allaahi dzaalika alddiinu alqayyimu walaakinna aktsara alnnaasi laa ya'lamuuna

[30:30] Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut Fitrah itu. Tidak ada perubahan pada Fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui [9], (AR-RUUM (BANGSA RUMAWI) ayat 30)

[9]. Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

7. Jalan Menuju Surga
Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan utusan yang paling mulia.
setiap muslim yang beribadah kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tujuan utama yang sangat urgen bagi setiap muslim adalah ia keluar meninggalkan dunia fana ini dengan ampunan Allah dari segala dosa sehingga Allah tidak menghisabnya pada hari Kiamat, dan memasukkannya ke dalam surga kenikmatan, hidup kekal didalamnya, tidak keluar selama-lamanya.

Kita bermohon kepada Allah yang Maha Hidup, yang tiada Tuhan yang haq selain Dia, untuk menerima segala amalan kita. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Setiap Muslim dan Muslimah diperintahkan untuk menuntut ilmu karena dengan menuntut ilmu mereka akan mengetahui tentang agama Islam yang bersumber dari Al-Qur-an dan As-Sunnah. Seorang Muslim tidak akan bisa melaksanakan agamanya dengan benar, kecuali dengan belajar Islam yang benar berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih. Agama Islam adalah agama ilmu dan amal karena Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan membawa ilmu dan amal shalih.
Allah Subhanahu wa Ta ‘ala berfirman:

"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi." (QS. Al-Fath/48: 28)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya."
[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2699), Ahmad (1I/252, 325), Abu Dawud (no. 3643), At-Tirmidzi (no. 2646), Ibnu Majah (no. 225), dan Ibnu Hibban (no. 78-Mawaarid), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu.]

Jumat, 26 September 2008

TAUHID

TAUHID


inna haadzihi ummatukum ummatan waahidatan wa-anaa rabbukum fau'buduuni

Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[*1] dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (21. AL ANBIYAA' ayat 92)

[*1]. Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari'at.


wa-inna haadzihi ummatukum ummatan waahidatan wa-anaa rabbukum faittaquuni

Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu[*2], dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (23. AL MU'MINUUN ayat 52)

[*2]. Lihat surat Al Anbiya ayat 92.diatas


yaa ayyuhaa alnnaasu udzkuruu ni'mata allaahi 'alaykum hal min khaaliqin ghayru allaahi yarzuqukum mina alssamaa-i waal-ardhi laa ilaaha illaa huwa fa-annaa tu/fakuuna

Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (35. FAATHIR (PENCIPTA) ayat 3)

waja'alahaa kalimatan baaqiyatan fii 'aqibihi la'allahum yarji'uuna

Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu[*3].43. AZ ZUKHRUF ayat 28)

[*3]. Maksudnya: Nabi Ibrahim a.s. menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan bagi keturunannya sehingga kalau terdapat di antara mereka yang mempersekutukan Tuhan agar mereka kembali kepada Tauhid itu.


walaa yamliku alladziina yad'uuna min duunihi alsysyafaa'ata illaa man syahida bialhaqqi wahum ya'lamuuna

Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)[*4]. (43. AZ ZUKHRUF ayat 86)

[*4]. Maksudnya Nabi Muhammad dan Nabi yang lain dapat memberi syafa'at sesudah di beri izin oleh Allah s.w.t.

Benar-benar merupakan wujud nyata dari transformasi kalimat tauhid “Laa ilaaha illa-llah”; tidak ada sesembahan kecuali Allah.
Yang mana secara teologis hal itu mengandung penegasan, bahwa di dunia ini tidak ada sesembahan yang benar, melainkan kemutlakkan sesembahan itu hanya Allah Jalla Jalaluh. Inilah yang kemudian oleh Alfaqir nyatakan sebagai sikap mental dan perilaku, “menomor satukan Allah”.

Maksudnya, Allah-lah yang nomor satu.
Sebagai rujukkan dalam kitab suci Al-Quran; 1:5

iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu

[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah[*5], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[*6].

[*5] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[*6] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

Melakukan perubahan perilaku (Behavior Transformation).
Pembelajaran sifat yang baik (a good character learning)




-------------------- o0o --------------------

ZIHAD

Zihad


Tegaknya tauhid dengan zihad, islam tegak dengan da’wah

Zihad yang sebenarnya

qul in kaana aabaaukum wa-abnaaukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa'asyiiratukum wa-amwaalun iqtaraftumuuhaa watijaaratun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhawnahaa ahabba ilaykum mina allaahi warasuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarabbashuu hattaa ya/tiya allaahu bi-amrihi waallaahu laa yahdii alqawma alfaasiqiina

[9:24] Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Berzihadlah

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu maa lakum idzaa qiila lakumu infiruu fii sabiili allaahi itstsaaqaltum ilaa al-ardhi aradhiitum bialhayaati alddunyaa mina al-aakhirati famaa mataa'u alhayaati alddunyaa fii al-aakhirati illaa qaliilun

[9:38] Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu : "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal keni'matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.

illaa tanfiruu yu'adzdzibkum 'adzaaban aliiman wayastabdil qawman ghayrakum walaa tadhurruuhu syay-an waallaahu 'alaa kulli syay-in qadiirun

[9:39] Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ibadah: satu kalimat yang menyeluruh ucapan dan perbuatan hanya karena Allah SWT saja.

wa-a'idduu lahum maa istatha'tum min quwwatin wamin ribaathi alkhayli turhibuuna bihi 'aduwwa allaahi wa'aduwwakum waaakhariina min duunihim laa ta'lamuunahumu allaahu ya'lamuhum wamaa tunfiquu min syay-in fii sabiili allaahi yuwaffa ilaykum wa-antum laa tuzhlamuuna

[8:60] Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

alladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu fii sabiili allaahi bi-amwaalihim wa-anfusihim a'zhamu darajatan 'inda allaahi waulaa-ika humu alfaa-izuuna

[9:20] orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Berhijrah dan berzihad

inna alladziina aamanuu waalladziina haajaruu wajaahaduu fii sabiili allaahi ulaa-ika yarjuuna rahmata allaahi waallaahu ghafuurun rahiimun

[2:218] Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

"azab Allah"

Azab/bencana/murka
Penduduk Negeri beriman tetapi mendustakan


Yang Mengikuti Hawa Nafsu:


 [19:59] Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,

 [25:43] Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,

 [25:44] atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

1) Kehancuran

[23:71] Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Qur'an) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.

2) Kerusakan

[30:41] Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

[30:42] Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

[30:43] Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah1173.

3) Pertikaian

[6:65] Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu482 atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti483 agar mereka memahami(nya)".

4) Kegagalan

[68:17] Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akanmemetik (hasil)nya di pagi hari,

[68:18] dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin),

[68:19] lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur,

[68:20] maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita1493,

[68:21] lalu mereka panggil memanggil di pagi hari:

[68:22] "Pergilah diwaktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya".

[68:23] Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik.


Penghinaan dan Masuk Neraka

[9:63] Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya nerakan jahannamlah baginya, kekal mereka di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar. (SURAT AT TAUBAH (Pengampunan) ayat 63)

"Rahmat Allah"

Rahmat
Penduduk Negeri beriman dan bertaqwa


Yang Mengikuti Petunjuk Al-Qur’an:


 [6:155] Dan Al-Quraan itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat

 [29:51] Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

1) Jaminan Keamanan:

[3:103] Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

2) Jaminan Kemakmuran:

[7:96] Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

[65:2] Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.

[65:3] Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

3) Jaminan Ampunan

[34:15] Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".

4) Jaminan Keberhasilan

[12:54] Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".

[12:55] Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".

[12:56] Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.

[12:57] Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.

Penghormatan dan Masuk Surga

salaamun qawlan min rabbin rahiimin
[36:58] (Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

“Menyerah Diri Kepada Allah”

Para jama’ah shalat dzuhur MASJID AL MUQORROBIN yang insya Allah dimuliyakan Allah, TIADA KATA YANG PALING PANTAS KITA UCAPKAN DISIANG HARI INI KECUALI KATA SYUKUR KEHADIRATNYA.
Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, yang telah begitu banyak memberi kenikmatan kepada kita semua yaitu; nikmat sehat, nikmat iman-islam, nikmat rezeki yang melimpah.

KARENA HINGGA SAAT INI KITA MASIH DAPAT DENGAN IKHLAS MERENDAHKAN HATI KITA TANPA KESOMBONGAN, DALAM BENTUK PENGHAMBAAN KEPADANYA. KITA LETAKKAN DAHI KITA SEJAJAR DENGAN KAKI SEBAGAI BUKTI KITA ADALAH HAMBA YANG LEMAH TIADA BERDAYA, HAMBA YANG DOIF DENGAN BANYAK LUPA DAN KHILAF KEPADA ALLAH.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Nabi kita; Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..
JAMAAH YANG SAYA CINTAI DAN DIMULIAKAN ALLAH, KARENA ITU PADA KESEMPATAN KULTUM KALI INI, saya mengajak kepada para Jama’ah khususnya pada diri saya sendiri untuk BANYAK MENGINGAT ALLAH, TEMA YANG SAYA AMBIL ADALAH “Menyerah Diri Kepada Allah”.

Allah berfirman dalam surah Lukman(31):22

[31:22] Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.
Yang dimaksud dengan berserah diri ialah menyerahkan jiwa seutuhnya kepada Allah dengan keyakinan penuh bahwa Dia Yang Maha Suci dan Maha Pengatur pasti memilihkan yang terbaik bagi manusia. Berserah diri bukanlah berarti mengabaikan usaha, tetapi justru harus berupaya sekuat kemampuan yang ada.

Gambaran orang yang berserah diri adalah seperti orang yang menggantungkan jiwanya pada Arasy Allah, sementera kakinya menapak di bumi.

Orang yang berserah diri, ikhlas menerima segala ketentuan, musibah ataupun nikmat, yang dipilihkan Allah baginya. Yakin bahwa Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak mungkin menganiaya hamba-Nya.

Untuk dapat berserah diri, diperlukan sikap mental yang positip. Dasarnya adalah, kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah. Menyakini bahwa ketentuan apapun yang ditetapkan Allah bagi kita, merupakan pilihan yang terbaik, yaitu sejalan dengan apa yang selalu kita mohonkan pada setiap shalat ……………..

[1:5] Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

[1:6] Tunjukilah kami jalan yang lurus,

[1:7] (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.


Agar kita selalu berprasangka baik kepada Allah, renungkanlah ilustrasi ringan sebagai berikut:

1. Seorang pemilik kebun yang ahli dalam bidang pertanian, memotong-motong cabang atau dahan pohon agar pohon itu kelak menghasilkan buah yang banyak. Sekirang saja pohon itu dapat merasa, perbuatan baik ini tentunya akan dianggapnya sebagai suatu penyiksaan yang kejam.
2. Atau seorang ibu, demu kasih sayang kepada anaknya tidak memenuhi permohonan anaknya karena akan mendatangka mudharat, meskipun anaknya sangat menginginkannya.

Begitu juga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Terkadang ia memberi bencana, karena kalau bencana itu tidak diberikan, maka manusia tidak akan mampu mengambil pelajaran. Ia melarang hamba-Nya untuk mengikuti hawa nafsunya, semat-mata demi kebaikan si hamba itu sendiri. Tentu saja bagi orang yang tidak mengenal sifat-sifat Allah, ia tidak akan mengerti hal ini, bahkan balik menuduh Allah berlaku sewenang-wenang.

Sebaliknya bagi orang yang mengerti apa maksud tindakkan Allah itu, jiwanya akan selalu rela dan pasrah, baginya apapun ketetapan yang Allah pilihkan untuknya ia yakin memang itulah yang terbaik. Dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad, Rasulullah saw bersabda:

“Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya, tidaklah Allah menetapkan satu ketetapan bagi seorang mukmin melainkan hal itu baik baginya, dan yang demikian itu hanya bagi seorang mukmin.”

Penegasan Allah dalam surah Al-Anfaal (8):51

[8:51] Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya,

Dari uraian diatas, tampaknya tidak ada pilihan lain bagi orang yang berakal selain harus yakin bahwa kejadian yang menurut mata manusia indah, sesungguhnya belum tentu baik menurut Allah. Demikian juga kejadian yang kita pandang buruk, belum tentu jelek dalam pandangan Allah.

Janji Allah bagi orang yang berserah diri, dalam surat Ath-Thalaq(65):3:

“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”

Rasulullah saw pun bersabda:

Jika kalian berserah diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, niscaya Allah menjamin rezekimu sebagaimana Allah menjamin kebutuhan burung yang terbang di waktu pagi dengan perut kosong, dan pulang di waktu sore dengan perut kenyang.”(Riwayat Imam Akhmad dan Tirmizi)

Nabi Ibrahim as pernah bersabda:

“Salah satu sebab aku menjadi kekasih Allah adalah karena aku tidak pernah merisaukan sesuatu yang telah ditanggung oleh Allah.”

Adapun indicator keberhasilan berserah diri, yaitu tidak adanya rasa was-was, khawatir atau pun kecewa. Yang ada adalah ucapan dengan penuh rasa syukur alhamdulillah atau dengan penuh rasa ikhlas innalillahi wainnaillaihi rojiun.

“……….barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Al-Baqarah (2):112.

Bagi orang yang berserah diri, ia tidak akan mengeluh atau protes kepada Allah atas ketentuan yang ditetapkan padanya. Tindakan yang dilakukannya hanya semata-mata karena taat mematuhi perintah Allah.

Dia berlaku baik bukan sebagai balasan karena orang telah berbuat baik kepadanya, tetapi kebaikan itu dilakukannya semata-mata karena Allah memerintahkan manusia untu berbuat kebajikan. Pandangan bathinnya polos sebagaimana adanya, tidak ada buruk sangka. Lirikannya tanpa disertai emosi. Jiwanya tidak terguncangkan oleh adanya stimulan baik yang bersal dari dalam jiwanya sendiri maupun yang bersal dari lingkungannya. Dia dapat merasakan kaya tanpa harta, sakti tanpa ilmu.

Sebagai kesimpulan, kunci agar dapat berserah diri kepada Allah adalah kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah.

Berusahalah dahulu dengan segenap kemampuan yang ada, kemudian serahkan ketentuan hasilnya kepada Allah. Apapun hasil yang diperoleh dari usaha kita itu, yakinlah bahwa itu merupakan yang terbaik atau yang paling sesuai dengan kebutuhan kita saat ini, yaitu sejalan dengan permintaan kita pada stiap shalat


[1:6] Tunjukilah kami jalan yang lurus,

Ingat pula bahwa musibah yang menimpa bukanlah untuk ditangisi, tetapi merupakan isyarat dari Allah agar kita segera berbenah diri, melakukan introspeksi adakah aturan main-Nya kita langgar.

“……….bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka……….” Al-Maidah (5):49

“Apa saja ni'mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri………..” An-Nisaa (4):79

JAMAAH YANG SAYA CINTAI DAN DIMULIAKAN ALLAH, demikianlah apa yang dapat saya sampaikan. Bila ada kekurangan mohon dimaafkan. Semoga ada manfaatnya bagi diri saya dan semuanya.

Hadanallahu wa iyakum ajmain. Billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum w.w.


Amien

Kultum Karyawan Hari Selasa, 22 juli 2008
Masjid Al-Muqorrobin

100 LANGKAH MENUJU KESEMPURNAAN IMAN

100 LANGKAH MENUJU KESEMPURNAAN IMAN

01 Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal dalam setiap pekerjaan
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan dengki dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dengki dan iri hati atas kejayaan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kejayaan
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu tamak akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan tunduk karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri;
16. Jangan campuri harta yang halal dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah dan di masjid;
25. Biasakan solat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah kerana Allah dan berpisahlah kerana Allah;
33. Berlatih memikirkan kebesaran Allah
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan minta maaf apabila janji tidak dapat ditunaikan
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormati setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
42. Berlaku adil dalam segala urusan;
43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;
45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
46. Perbanyakkan silaturahim;
47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
48. Bicaralah secukupnya;
49. Beristeri/bersuami seandainya mampu
50. Hargai dan manfaatkan waktu;
51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin;
53. Sediakan waktu untuk bersama dengan keluarga;
54. Makanlah secukupnya tidak kurang dan tidak berlebihan;
55. Hormati guru dan ulama;
56. Biasakan bershalawat kepada nabi;
57. Cintai keluarga Nabi saw;
58. Jangan perbanyakkan hutang;
59. Jangan terlampau mudah berjanji;
60. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara dan palsu
61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti bersembang dan bergurau senda
62. Bergaullah dengan orang-orang soleh;
63. Bangun di penghujung malam untuk berdoa dan beristighfar;
64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
67. Jangan membenci seseorang kerana fahaman dan pendirian;
68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan;
70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapat kesulitan;
71. Jangan melukai hati orang lain;
72. Jangan membiasakan berkata dusta;
73. Berlaku adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
74. Jaga amanah dengan penuh tanggung jawab;
75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita;
77. Jangan membuka aib orang lain;
78. Bandingkan orang yang lebih miskin daripada kita.
79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
80. Sediakan waktu untuk merenung atau muhasabah apa-apa yang sudah dilakukan;
81. Jangan merendah diri kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya;
82. Jadilah manusia yang bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara;
83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
86. Hargai pemberian orang;
87. Jangan habiskan waktu untuk sekadar hiburan dan kesenangan;
88. Akrablah dengan setiap orang.
89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizik atau mental kita menjadi terganggu;
91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
92. Bersedialah untuk melupakan kesalahan orang dan bersedialah untuk melupakan jasa kita;
93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu,dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
94. Jangan cepat percaya kepada berita buruk yang bersangkutan dengan sahabat kita, sebelum dipastikan kebenarannya;
95. Jangan menangguhkan pelaksanaan tugas dan kewajiban;
96. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
97. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan diri;
98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan.Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan;
100. Jangan mengambil kesempatan di atas penderitaan orang dan dengan memiskinkan orang;

Bersamalah kita bermuhasabah diri dan merenung kedalam diri,adakah kita telah mencapai kesempurnaan dan keteguhan iman yang amat dituntut oleh Islam.Sekiranya nyawa telah sampai di kerongkong dan Izrail berada disisi,mampukah kita mempertahankan kalimah tauhid untuk mendapatkan husnul khatimah?

Alam Nasyrah ayat : 5-6


Fa inna ma’al ‘usri yusra. Inna ma’al ‘usri yusra (QS. Alam Nasyrah ayat 5-6)
Yang artinya menurut Al Qur’an terjemahan Depag RI : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

Namun saya pernah diberitahu ketika mengikuti sebuah kajian, bahwa sebenarnya, terjemahan yang tepat adalah : “Karena sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya dalam kesulitan itu ada kemudahan”

Jadi, kemudahan tersebut ada didalam kesulitan tersebut, bukan setelahnya. Dan kemudahan tersebut bukan hanya satu, tetapi banyak.

Mungkin terjemahan yang kita dapat ketika mengikuti kajian tersebut, sangat tepat dengan beberapa kejadian berikut :

Kejadian pertama :
Kejadian ini dialami oleh seorang Ibu, sebut saja namanya Aminah. Umur 55 tahun. Ketika Aminah ingin ke kamar mandi, sang Ibu ini terjatuh. Kontan, sang Anak yang tinggal serumah dengan Ibu ini, membantu Ibunya untuk bangun dan membawanya ke kamar. Dikarenakan jatuhnya tersebut, kaki sang Ibu terasa sakit, dan meminta sang Anak untuk memijatnya. Ketika sang Anak memijat Ibunya, sang Anak melihat bintik² merah di kaki Ibunya, dan ketika diperiksa ke bagian tubuh yang lain, ternyata bintik² merah tersebut merata dibagian tubuhnya yang lain. Segera sang Anak membawa sang Ibu untuk diperiksa kesehatannya di klink kesehatan terdekat. Setelah diperiksa, ternyata sang Ibu positif terkena Demam Berdarah, dan dikarenakan kondisinya sudah cukup parah, kadar Hb sangat jauh dari normal, klinik tersebut menyarankan sang Ibu untuk segera dibawa ke Rumah Sakit.

Kejadian kedua :
Kejadian ini saya baca disebuah surat kabar Ibukota. Kejadian ini menimpa salah seorang supir truk yang hendak melintas di sebuah jalan Ibukota. Ketika dalam perjalanan, sebuah mobil memotong jalan truk tersebut, dan beberapa orang keluar dari mobil tersebut dan menodongkan senjata ke supir truk dan keneknya. Sang supir pun “merelakan” truk dibajak oleh para pembajak. Sang supir dan keneknya, kemudian diikat dan disekap, kemudian ditaruh di jok belakang supir. Selang beberapa waktu, ban truk tersebut bocor. Dan karena para pembajak tidak ingin mengambil resiko, truk tersebut pun ditinggal oleh para pembajak.

Kejadian ketiga :
Berita disebuah stasiun TV tentang maraknya kembali penggunaan formalin pada bahan makanan seperti ayam dan daging. Pada acara tersebut, diberitahukan bagaimana mengenali ayam atau daging yang berformalin.

Diantara ciri² tersebut adalah :
a).Warna ayam / daging mengkilap
b).Ayam / daging terasa kaku jika dipegang.

Namun ada ciri lainnya yang membuat kita sedikit kaget, ciri tersebut adalah, tidak mau hinggapnya lalat pada makanan yang berformalin. Beberapa ibrah (pelajaran) yang kita dapatkan dari beberapa kejadian tersebut diatas adalah, didalam kesusahan, ada kemudahan. Dan ini sejalan dengan Al Qur’an yang memang merupakan petunjuk hingga akhir zaman.

Pada kejadian pertama, bagaimana jika sang Ibu tidak terjatuh ketika Ia ke kamar mandi ? Mungkin keadaan beliau yang ternyata terjangkit demam berdarah tersebut, baru disadari ketika sudah sangat parah.

Pada kejadian kedua, bagaimana jika ban truk tidak bocor ? Mungkin seluruh isi truk tersebut dan nyawa sang supir dan keneknya tidak terselamatkan.

Pada kejadian ketiga, Allah Subhanahu Wata’ala telah menciptakan lalat. Mungkin banyak diantara kita yang berfikir, apa sih gunanya lalat ? hanya membawa penyakit saja. Mungkin kita lupa dengan ayat : “Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. (QS Al Anbiyaa’ : 16)” “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali ‘Imraan : 191)”

Tapi Allah, pencipta seluruh alam semesta ini beserta isinya, tahu apa yang kita tidak tahu. “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al Baqarah : 30)”

Mari sama² kita syukuri semua yang diberikan Allah kepada kita, walau mungkin, kita tidak menyukainya.. Karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita, meskipun hal tersebut tidak kita sukai. “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al Baqarah : 216)” . Wallahu ‘alam.